Sudah 3 tahun aku menunggumu, mengingat masa lalu yang pernah kita lewati berdua. Semua kenangan seakan berputar kembali diotakku.
Apakah kau masih mengingatnya? Aku ragu kau masih mengingatnya.
Menatap wajahku pun kau tak mau, tapi apakah aku bisa berharap lebih.
*Flasback
Aku sudah kelas 9 SMP, dan namaku terdaftar di kelas 9A. Aku mulai akrab dengan Tia gara” kami sama” suka dengan komik. Dan darisana aku sudah melihat dia orangnya baik walaupun agak sedikit menjelkelkan -.-v
Tia mempunyai 2 orang kaka, yang kata teman” dikelas sih ganteng”. Aku selalu mencuri dengar saat Tia dan teman” yang lain membicarakannya dikelas, aku sangat penasaran dengan wajah kaka Tia dan seperti apakah dia. Aku selalu membayangkan wajahnya dengan pemain drama korea kesukaanku yaitu Lee Seung Ki.
Kami ada tugas kelompok, dan waktu itu tempat kami singgah ya dirumah Tia. Hatiku berdetak tak karuan, tak sabar ingin melihat seperti apa wajah kaka Tia. Apakah benar mirip dengan pemain drama kesukaanku.
Dan pertama kali aku melihatnya, yahh sangat biasa tidak ada yang spesial dengan dirinya. Aku bingung kenapa teman” dikelas pada membicarakan dia terus. Setiap hari ada saja yang dibicarakan tentang kakanya Tia. (sampe bosen gue dengernya)
Hampir setiap hari kami berkunjung kerumah Tia, mulai dari ngerjakan tugas, buat jadi basecamp doang, dan buat acara masak”. Dan hampir setiap hari juga aku nggak pernah ngeliat kakanya Tia. Aku mulai berfikir apa dia setertutup itu.
*
Hari yang ditunggu” datang juga, kami sedang melaksanakan UN selama 1 minggu, disinilah kami akan bertempur habis-habisan supaya jerih payah kami selama belajar di masa SMP tidak sia-sia.
*
Pengumuman kelulusan telah diumumkan, kami dinyatakan lulus 100% dengan hasil yang memuaskan.
*
Disaat semua teman” ku yang lain sibuk mencari sekolah, aku sudah tenang karena aku sudah diterima di SMAN 1 Martapura. Aku sangat senang bisa diterima disekolah itu, mengingat SMAMA (SMAN 1 Martapura) adalah sekolah terfavorit.
*
Sudah 3 bulan aku bersekolah disini, aku juga 1 sekolah dengan Tia dan juga teman” ku waktu dikelas 9A. Tapi, kami berbeda kelas. Dan bodohnya lagi, aku baru sadar ternyata kakanya Tia yang bernama Rama juga satu sekolah denganku. Nggak tau deh aku seneng atau biasa aja ngedengernya.
Aku dapat kelas yang paling strategis menurut teman” ku. Selain dekat dengan kantin kelasku juga bersebelahan dengan kelas XI (jadi bisa ngecengin kaka kelas gitu haha)
Lagi-lagi aku mencuri dengar teman” baruku lagi menbicarakan kakanya Tia (yaa ampun nggak di SMP nggak di SMA ternyata sama saja -___-) kenapa aku langsung tau mereka lagi membicarakan ka Rama, karena waktu dia lewat teman” aku langsung pada ngebicarain dia gitu. Katanya dia tergabung dalam anggota gank yang orang” nya pada gahol semua dan keren” juga.
Penasaran apa saja yang mereka bicarakan, aku langsung ikut nimbrung dan lansung to the point aku bilang namanya Rama adinya dia temanku. Teman” ku langsung ber-o ria haha
*
Semenjak dia jadi bahan omongan dikelas, karena aku dekat dengan adiknya aku langsung minta no.hp Rama sama Tia buat aku sebarin ke teman” dikelasku.
Tapi, aku mengurungkan niatku. Aku malah menyimpan nomornya, aku juga bingung buat apa aku menyimpan nomor orang yang jelas” tidak aku suka. Dan saat itu aku menyadari bahwa perasaan dan otakku berkata lain. Aku mulai merasakan parasaan yang beda saat aku melihat dia.
Aku mulai merperhatikan dia dari jauh, menangkap apa yang bisa ku lihat dan mendengarkan gosip dari orang. Ternyata dia sangat berbeda saat berada dirumah dan disekolah sangat-sangat berbeda.
*
Aku mulai memberanikan diri buat nge-sms dia duluan, walaupun agak gengsi juga. Tapi yang mengirim sms pertama kali itu bukan aku melainkan teman ku yang bernama Vita. Aku bingung bagaimana cara memulai duluan, jadi dia yang mengetik sms itu dan langsung mengirim sms ke ka Rama.
Hampir 1 minggu aku smsan sama ka Rama, walaupun selama 1 minggu itu bukan benar” aku yang mengirim sms itu. terkadang teman” ku yang membalas sms ka Rama, tapi kalau malam emang aku yang nge-balas. Aku mulai cerita perkembangannya ke teman” ku. Teman” ku mendukung aku, malah sanagat mendukung aku. Aku sedikit malu menceritakannya, tapi aku ingin sekali menceritkan itu.